Karies gigi |
Kerusakan gigi berupa lubang yang disebabkan karies
|
|
| |
| |
| |
| |
| |
|
Karies gigi adalah sebuah
penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan keras
gigi.
[1] Penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan
nyeri, kematian saraf gigi (nekrose) dan infeksi periapikal dan infeksi sistemik yang bisa membahayakan penderita, dan bahkan bisa berakibat kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak
zaman perunggu,
zaman besi, dan
zaman pertengahan.
[2]Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan.
[2][3] Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi.
[4] Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan
radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.
[8]
Sebuah gambar dari tahun 1300 Masehi. Seorang dokter mencabut gigi pasiennya.
Bukti
arkeologis menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa
prasejarah. Sebuah tengkorak yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa
neolitikum memberi petunjuk adanya karies.
[2] Adanya peningkatan prevalensi karies sejak masa neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat.
[9] Sebuah
gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa neolitikum. gurdi tersebut diperkirakan digunakan sebagai pelubang gigi untuk mengeluarkan
abses dari gigi.
[10] Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik pertanian di
Asia Selatan dipercayai juga sebagai salah satu peningkat prevalensi karies.
Tingkat kejadian karies menurun pada zaman perunggu dan besi, namun meningkat tajam pada zaman pertengahan.
[2] Peningkatan
prevalensi karies secara periodik ini serupa dengan kejadian pada masa tahun
1000, ketika
gula menjadi lebih mudah didapatkan di dunia Barat. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan
herbal dan
jampi-jampi, serta pencabutan gigi.
[3][14] Umat
Katolik menyampaikan doa dengan penyertaan
Santo Appolonia, santo pelindung untuk
dokter gigi.
[15]
Ada pula bukti yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat karies di suku
Indian,
Amerika Utara setelah memulai kontak dengan kolonial
Eropa. Sebelum kolonisasi, Indian Amerika Utara menggantungkan hidupnya pada berburu, kemudian berubah menjadi bertani
jagung. Pergantian diet makan ini menyebabkan peningkatan karies.
[2]
Pada
masa pencerahan, kepercayaan bahwa "cacing gigi" sebagai penyebab karies ditepis oleh kelompok ilmuwan kedokteran.
[16] Pierre Fauchard, yang dikenal sebagai bapak kedokteran gigi masa kini, adalah salah satu pihak pertama yang menolak ide cacing gigi tersebut. Ia menyebutkan bahwa konsumsi gula yang menjadi penyebab karies gigi.
[17] Pada tahun
1850, prevalensi karies meningkat lagi dan disebabkan oleh pergeseran pola makan.
[3]
Pada 1890-an,
W.D. Miller memulai rangkaian penelitian untuk menyelidiki perihal penyakit karies gigi. Ia menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan mengeluarkan
asam sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat.
[18] Penjelasan ini dikenal sebagai
teori karies kemoparasitik.
[19] Penemuan Miller, bersamaan penelitian terhadap
plak gigi oleh
G.V. Black dan
J.L. Williams, membuat sebuah dasar sebagai penjelasan patofisiologi karies yang diterima hingga kini.
[3]
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di
Asia dan
Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di
Afrika.
[20] Di
Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari
asma.
[21] Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak.
[22] Antara 29% hingga 59% orang dewasa dengan usia lebih dari limapuluh tahun mengalami karies.
[23]
Jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan dengan
terapi florida.
[24]
Celah atau fisura gigi dapat menjadi lokasi karies.
Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju perkembangan, dan jaringan keras yang terkena.
[4]
Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.
[25]
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi.
[26] Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.
Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai
dentin pada pertemuan
enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara
lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah
pulpa gigi.
Ada tiga macam karies permukaan halus.
Karies proksimal, atau dikenal juga sebagai
karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi.
Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.
Pada radiograf ini, titik hitam pada batas gigi menunjukkan sebuah karies proksimal.
Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi.
[27] Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.
[28]
Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena
resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena
sementumnyademineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel.
[29] Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual.
Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.
Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai lokasinya di permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang dekat dengan permukaan pipi atau bibir disebut "karies fasial", dan karies yang lebih dekat ke arah lidah disebut "karies lingual". Karies fasial dapat dibagi lagi menjadi bukal (dekat pipi) dan labial (dekat bibir). Karies lingual juga dapat disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas (maksila) dan dekat dengan
pallatum durumatau bagian langit-langit mulut yang keras.
Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan menjadi karies yang memengaruhi
enamel,
dentin, atau
sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya memengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat memengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka.
[butuh rujukan]
Karies di dekat leher gigi disebut karies servikal.
[butuh rujukan]
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi,
bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.
[30]
Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena karies.
Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang, ada penyakit di mana enamel tidak terbentuk sempurna.
[31] Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
[32]
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
Preparat
Streptococcus mutans.
Karbohidrat yang dapat difermentasikan[sunting | sunting sumber]
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi
asam laktat melalui sebuah proses
glikolisis yang disebut
fermentasi.
[6] Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut.
[33] Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies.
[34] Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
[35]
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
Karies yang merajalela karena penggunaan metamfetamin.
Penggunaan
tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies.
[39] Tembakau adalah faktor yang signifikan pada penyakit
periodontis, seperti dapat menyusutkan
gusi.
[40]Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi.
[29]
Karies botol susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena juga.
[41] Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.
[42] Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan
xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna
metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering.
[43] Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi
radiasi.
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama.
[44] Tanda awal dari
lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke
saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis.
[1] Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk.
[45] Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.
[46]
Dental explorer, alat diagnostik karies.
Diagnosis pertama memerlukan
inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup,
kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada
gigi dengan eksplorer.
[47]
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk menemukan karies.
[27] Pada kasus di mana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa.
Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis
karies kecil.
[butuh rujukan]
Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan.
[1] Untuk lesi yang kecil, florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut.
[butuh rujukan]
Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan karies.
Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal,
oksida nitro, atau obat lainnya dapat meredam nyeri.
[48] Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan baik.
[49] Ketika lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.
Material untuk penyembuhan meliputi
amalgam,
resin untuk gigi,
porselin, dan
emas.
[50] Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih sering digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat
crown yang terbutat dari emas, porselin atau porselin yang dicampur logam.
[butuh rujukan]
Pada kasus tertentu, diperlukan
terapi kanal akar pada gigi.
[51] Terapi
kanal gigi atau terapi endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi, pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material seperti karet yang disebut
gutta percha.
[52] Pencabutan atau
ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan.
[butuh rujukan]
Menggosok gigi adalah salah satu tindakan pencegahan karies.
Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik.
[8] Kebersihan mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung
bakteri.
[53] Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan.
[34] Gula yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian
permen karetdengan
xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini telah popler di
Finlandia.
[54] Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri memetabolisme xilitol.
[55]
Perlatan medis untuk memberi florida pada gigi.
Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah terbukti menurunkan kasus karies gigi.
[56] Florida dapat membuat enbamel resisten terhadap karies.
[57]Florida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pemberian radiasi
laser intensitas rendah dengan laser ion
argon dapat mencengah karies enamel dan lesi daerah bercak putih.
[58]Sedang dikembangkan pula,
vaksin untuk melawan bakteri karies. Pada
2004, vaksin ini telah berhasil diujicobakan pada hewan
[59], dan uji coba klinis pada manusia pada Mei
2006.
Sumber:
Sebuah gambar dari tahun 1300 Masehi. Seorang dokter mencabut gigi pasiennya.
Bukti
arkeologis menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa
prasejarah. Sebuah tengkorak yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa
neolitikum memberi petunjuk adanya karies.
[2] Adanya peningkatan prevalensi karies sejak masa neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat.
[9] Sebuah
gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa neolitikum. gurdi tersebut diperkirakan digunakan sebagai pelubang gigi untuk mengeluarkan
abses dari gigi.
[10] Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik pertanian di
Asia Selatan dipercayai juga sebagai salah satu peningkat prevalensi karies.
Tingkat kejadian karies menurun pada zaman perunggu dan besi, namun meningkat tajam pada zaman pertengahan.
[2] Peningkatan
prevalensi karies secara periodik ini serupa dengan kejadian pada masa tahun
1000, ketika
gula menjadi lebih mudah didapatkan di dunia Barat. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan
herbal dan
jampi-jampi, serta pencabutan gigi.
[3][14] Umat
Katolik menyampaikan doa dengan penyertaan
Santo Appolonia, santo pelindung untuk
dokter gigi.
[15]
Ada pula bukti yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat karies di suku
Indian,
Amerika Utara setelah memulai kontak dengan kolonial
Eropa. Sebelum kolonisasi, Indian Amerika Utara menggantungkan hidupnya pada berburu, kemudian berubah menjadi bertani
jagung. Pergantian diet makan ini menyebabkan peningkatan karies.
[2]
Pada
masa pencerahan, kepercayaan bahwa "cacing gigi" sebagai penyebab karies ditepis oleh kelompok ilmuwan kedokteran.
[16] Pierre Fauchard, yang dikenal sebagai bapak kedokteran gigi masa kini, adalah salah satu pihak pertama yang menolak ide cacing gigi tersebut. Ia menyebutkan bahwa konsumsi gula yang menjadi penyebab karies gigi.
[17] Pada tahun
1850, prevalensi karies meningkat lagi dan disebabkan oleh pergeseran pola makan.
[3]
Pada 1890-an,
W.D. Miller memulai rangkaian penelitian untuk menyelidiki perihal penyakit karies gigi. Ia menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan mengeluarkan
asam sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat.
[18] Penjelasan ini dikenal sebagai
teori karies kemoparasitik.
[19] Penemuan Miller, bersamaan penelitian terhadap
plak gigi oleh
G.V. Black dan
J.L. Williams, membuat sebuah dasar sebagai penjelasan patofisiologi karies yang diterima hingga kini.
[3]
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di
Asia dan
Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di
Afrika.
[20] Di
Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari
asma.
[21] Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak.
[22] Antara 29% hingga 59% orang dewasa dengan usia lebih dari limapuluh tahun mengalami karies.
[23]
Jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan dengan
terapi florida.
[24]
Celah atau fisura gigi dapat menjadi lokasi karies.
Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju perkembangan, dan jaringan keras yang terkena.
[4]
Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.
[25]
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi.
[26] Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.
Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai
dentin pada pertemuan
enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara
lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah
pulpa gigi.
Ada tiga macam karies permukaan halus.
Karies proksimal, atau dikenal juga sebagai
karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi.
Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.
Pada radiograf ini, titik hitam pada batas gigi menunjukkan sebuah karies proksimal.
Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi.
[27] Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.
[28]
Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena
resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena
sementumnyademineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel.
[29] Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual.
Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.
Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai lokasinya di permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang dekat dengan permukaan pipi atau bibir disebut "karies fasial", dan karies yang lebih dekat ke arah lidah disebut "karies lingual". Karies fasial dapat dibagi lagi menjadi bukal (dekat pipi) dan labial (dekat bibir). Karies lingual juga dapat disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas (maksila) dan dekat dengan
pallatum durumatau bagian langit-langit mulut yang keras.
Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan menjadi karies yang memengaruhi
enamel,
dentin, atau
sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya memengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat memengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka.
[butuh rujukan]
Karies di dekat leher gigi disebut karies servikal.
[butuh rujukan]
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi,
bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.
[30]
Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena karies.
Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang, ada penyakit di mana enamel tidak terbentuk sempurna.
[31] Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
[32]
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
Preparat
Streptococcus mutans.
Karbohidrat yang dapat difermentasikan[sunting | sunting sumber]
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi
asam laktat melalui sebuah proses
glikolisis yang disebut
fermentasi.
[6] Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut.
[33] Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies.
[34] Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
[35]
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
Karies yang merajalela karena penggunaan metamfetamin.
Penggunaan
tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies.
[39] Tembakau adalah faktor yang signifikan pada penyakit
periodontis, seperti dapat menyusutkan
gusi.
[40]Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi.
[29]
Karies botol susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena juga.
[41] Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.
[42] Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan
xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna
metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering.
[43] Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi
radiasi.
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama.
[44] Tanda awal dari
lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke
saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis.
[1] Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk.
[45] Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.
[46]
Dental explorer, alat diagnostik karies.
Diagnosis pertama memerlukan
inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup,
kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada
gigi dengan eksplorer.
[47]
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk menemukan karies.
[27] Pada kasus di mana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa.
Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis
karies kecil.
[butuh rujukan]
Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan.
[1] Untuk lesi yang kecil, florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut.
[butuh rujukan]
Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan karies.
Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal,
oksida nitro, atau obat lainnya dapat meredam nyeri.
[48] Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan baik.
[49] Ketika lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.
Material untuk penyembuhan meliputi
amalgam,
resin untuk gigi,
porselin, dan
emas.
[50] Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih sering digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat
crown yang terbutat dari emas, porselin atau porselin yang dicampur logam.
[butuh rujukan]
Pada kasus tertentu, diperlukan
terapi kanal akar pada gigi.
[51] Terapi
kanal gigi atau terapi endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi, pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material seperti karet yang disebut
gutta percha.
[52] Pencabutan atau
ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan.
[butuh rujukan]
Menggosok gigi adalah salah satu tindakan pencegahan karies.
Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik.
[8] Kebersihan mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung
bakteri.
[53] Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan.
[34] Gula yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian
permen karetdengan
xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini telah popler di
Finlandia.
[54] Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri memetabolisme xilitol.
[55]
Perlatan medis untuk memberi florida pada gigi.
Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah terbukti menurunkan kasus karies gigi.
[56] Florida dapat membuat enbamel resisten terhadap karies.
[57]Florida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pemberian radiasi
laser intensitas rendah dengan laser ion
argon dapat mencengah karies enamel dan lesi daerah bercak putih.
[58]Sedang dikembangkan pula,
vaksin untuk melawan bakteri karies. Pada
2004, vaksin ini telah berhasil diujicobakan pada hewan
[59], dan uji coba klinis pada manusia pada Mei
2006.
[60]
Sumber:
Sebuah gambar dari tahun 1300 Masehi. Seorang dokter mencabut gigi pasiennya.
Bukti
arkeologis menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa
prasejarah. Sebuah tengkorak yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa
neolitikum memberi petunjuk adanya karies.
[2] Adanya peningkatan prevalensi karies sejak masa neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat.
[9] Sebuah
gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa neolitikum. gurdi tersebut diperkirakan digunakan sebagai pelubang gigi untuk mengeluarkan
abses dari gigi.
[10] Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik pertanian di
Asia Selatan dipercayai juga sebagai salah satu peningkat prevalensi karies.
Tingkat kejadian karies menurun pada zaman perunggu dan besi, namun meningkat tajam pada zaman pertengahan.
[2] Peningkatan
prevalensi karies secara periodik ini serupa dengan kejadian pada masa tahun
1000, ketika
gula menjadi lebih mudah didapatkan di dunia Barat. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan
herbal dan
jampi-jampi, serta pencabutan gigi.
[3][14] Umat
Katolik menyampaikan doa dengan penyertaan
Santo Appolonia, santo pelindung untuk
dokter gigi.
[15]
Ada pula bukti yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat karies di suku
Indian,
Amerika Utara setelah memulai kontak dengan kolonial
Eropa. Sebelum kolonisasi, Indian Amerika Utara menggantungkan hidupnya pada berburu, kemudian berubah menjadi bertani
jagung. Pergantian diet makan ini menyebabkan peningkatan karies.
[2]
Pada
masa pencerahan, kepercayaan bahwa "cacing gigi" sebagai penyebab karies ditepis oleh kelompok ilmuwan kedokteran.
[16] Pierre Fauchard, yang dikenal sebagai bapak kedokteran gigi masa kini, adalah salah satu pihak pertama yang menolak ide cacing gigi tersebut. Ia menyebutkan bahwa konsumsi gula yang menjadi penyebab karies gigi.
[17] Pada tahun
1850, prevalensi karies meningkat lagi dan disebabkan oleh pergeseran pola makan.
[3]
Pada 1890-an,
W.D. Miller memulai rangkaian penelitian untuk menyelidiki perihal penyakit karies gigi. Ia menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan mengeluarkan
asam sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat.
[18] Penjelasan ini dikenal sebagai
teori karies kemoparasitik.
[19] Penemuan Miller, bersamaan penelitian terhadap
plak gigi oleh
G.V. Black dan
J.L. Williams, membuat sebuah dasar sebagai penjelasan patofisiologi karies yang diterima hingga kini.
[3]
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di
Asia dan
Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di
Afrika.
[20] Di
Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari
asma.
[21] Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak.
[22] Antara 29% hingga 59% orang dewasa dengan usia lebih dari limapuluh tahun mengalami karies.
[23]
Jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan dengan
terapi florida.
[24]
Celah atau fisura gigi dapat menjadi lokasi karies.
Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju perkembangan, dan jaringan keras yang terkena.
[4]
Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.
[25]
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi.
[26] Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.
Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai
dentin pada pertemuan
enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara
lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah
pulpa gigi.
Ada tiga macam karies permukaan halus.
Karies proksimal, atau dikenal juga sebagai
karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi.
Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.
Pada radiograf ini, titik hitam pada batas gigi menunjukkan sebuah karies proksimal.
Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi.
[27] Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.
[28]
Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena
resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena
sementumnyademineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel.
[29] Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual.
Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.
Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai lokasinya di permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang dekat dengan permukaan pipi atau bibir disebut "karies fasial", dan karies yang lebih dekat ke arah lidah disebut "karies lingual". Karies fasial dapat dibagi lagi menjadi bukal (dekat pipi) dan labial (dekat bibir). Karies lingual juga dapat disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas (maksila) dan dekat dengan
pallatum durumatau bagian langit-langit mulut yang keras.
Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan menjadi karies yang memengaruhi
enamel,
dentin, atau
sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya memengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat memengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka.
[butuh rujukan]
Karies di dekat leher gigi disebut karies servikal.
[butuh rujukan]
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi,
bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.
[30]
Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena karies.
Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang, ada penyakit di mana enamel tidak terbentuk sempurna.
[31] Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
[32]
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
Preparat
Streptococcus mutans.
Karbohidrat yang dapat difermentasikan[sunting | sunting sumber]
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi
asam laktat melalui sebuah proses
glikolisis yang disebut
fermentasi.
[6] Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut.
[33] Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies.
[34] Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
[35]
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
Karies yang merajalela karena penggunaan metamfetamin.
Penggunaan
tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies.
[39] Tembakau adalah faktor yang signifikan pada penyakit
periodontis, seperti dapat menyusutkan
gusi.
[40]Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi.
[29]
Karies botol susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena juga.
[41] Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.
[42] Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan
xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna
metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering.
[43] Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi
radiasi.
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama.
[44] Tanda awal dari
lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke
saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis.
[1] Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk.
[45] Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.
[46]
Dental explorer, alat diagnostik karies.
Diagnosis pertama memerlukan
inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup,
kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada
gigi dengan eksplorer.
[47]
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk menemukan karies.
[27] Pada kasus di mana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa.
Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis
karies kecil.
[butuh rujukan]
Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan.
[1] Untuk lesi yang kecil, florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut.
[butuh rujukan]
Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan karies.
Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal,
oksida nitro, atau obat lainnya dapat meredam nyeri.
[48] Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan baik.
[49] Ketika lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.
Material untuk penyembuhan meliputi
amalgam,
resin untuk gigi,
porselin, dan
emas.
[50] Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih sering digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat
crown yang terbutat dari emas, porselin atau porselin yang dicampur logam.
[butuh rujukan]
Pada kasus tertentu, diperlukan
terapi kanal akar pada gigi.
[51] Terapi
kanal gigi atau terapi endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi, pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material seperti karet yang disebut
gutta percha.
[52] Pencabutan atau
ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan.
[butuh rujukan]
Menggosok gigi adalah salah satu tindakan pencegahan karies.
Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik.
[8] Kebersihan mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung
bakteri.
[53] Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan.
[34] Gula yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian
permen karetdengan
xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini telah popler di
Finlandia.
[54] Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri memetabolisme xilitol.
[55]
Perlatan medis untuk memberi florida pada gigi.
Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah terbukti menurunkan kasus karies gigi.
[56] Florida dapat membuat enbamel resisten terhadap karies.
[57]Florida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pemberian radiasi
laser intensitas rendah dengan laser ion
argon dapat mencengah karies enamel dan lesi daerah bercak putih.
[58]Sedang dikembangkan pula,
vaksin untuk melawan bakteri karies. Pada
2004, vaksin ini telah berhasil diujicobakan pada hewan
[59], dan uji coba klinis pada manusia pada Mei
2006.
[60]
Sumber:
Sebuah gambar dari tahun 1300 Masehi. Seorang dokter mencabut gigi pasiennya.
Bukti
arkeologis menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa
prasejarah. Sebuah tengkorak yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa
neolitikum memberi petunjuk adanya karies.
[2] Adanya peningkatan prevalensi karies sejak masa neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat.
[9] Sebuah
gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa neolitikum. gurdi tersebut diperkirakan digunakan sebagai pelubang gigi untuk mengeluarkan
abses dari gigi.
[10] Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik pertanian di
Asia Selatan dipercayai juga sebagai salah satu peningkat prevalensi karies.
Tingkat kejadian karies menurun pada zaman perunggu dan besi, namun meningkat tajam pada zaman pertengahan.
[2] Peningkatan
prevalensi karies secara periodik ini serupa dengan kejadian pada masa tahun
1000, ketika
gula menjadi lebih mudah didapatkan di dunia Barat. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan
herbal dan
jampi-jampi, serta pencabutan gigi.
[3][14] Umat
Katolik menyampaikan doa dengan penyertaan
Santo Appolonia, santo pelindung untuk
dokter gigi.
[15]
Ada pula bukti yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat karies di suku
Indian,
Amerika Utara setelah memulai kontak dengan kolonial
Eropa. Sebelum kolonisasi, Indian Amerika Utara menggantungkan hidupnya pada berburu, kemudian berubah menjadi bertani
jagung. Pergantian diet makan ini menyebabkan peningkatan karies.
[2]
Pada
masa pencerahan, kepercayaan bahwa "cacing gigi" sebagai penyebab karies ditepis oleh kelompok ilmuwan kedokteran.
[16] Pierre Fauchard, yang dikenal sebagai bapak kedokteran gigi masa kini, adalah salah satu pihak pertama yang menolak ide cacing gigi tersebut. Ia menyebutkan bahwa konsumsi gula yang menjadi penyebab karies gigi.
[17] Pada tahun
1850, prevalensi karies meningkat lagi dan disebabkan oleh pergeseran pola makan.
[3]
Pada 1890-an,
W.D. Miller memulai rangkaian penelitian untuk menyelidiki perihal penyakit karies gigi. Ia menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan mengeluarkan
asam sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat.
[18] Penjelasan ini dikenal sebagai
teori karies kemoparasitik.
[19] Penemuan Miller, bersamaan penelitian terhadap
plak gigi oleh
G.V. Black dan
J.L. Williams, membuat sebuah dasar sebagai penjelasan patofisiologi karies yang diterima hingga kini.
[3]
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di
Asia dan
Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di
Afrika.
[20] Di
Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari
asma.
[21] Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak.
[22] Antara 29% hingga 59% orang dewasa dengan usia lebih dari limapuluh tahun mengalami karies.
[23]
Jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan dengan
terapi florida.
[24]
Celah atau fisura gigi dapat menjadi lokasi karies.
Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju perkembangan, dan jaringan keras yang terkena.
[4]
Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.
[25]
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi.
[26] Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.
Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai
dentin pada pertemuan
enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara
lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah
pulpa gigi.
Ada tiga macam karies permukaan halus.
Karies proksimal, atau dikenal juga sebagai
karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi.
Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.
Pada radiograf ini, titik hitam pada batas gigi menunjukkan sebuah karies proksimal.
Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi.
[27] Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.
[28]
Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena
resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena
sementumnyademineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel.
[29] Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual.
Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.
Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai lokasinya di permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang dekat dengan permukaan pipi atau bibir disebut "karies fasial", dan karies yang lebih dekat ke arah lidah disebut "karies lingual". Karies fasial dapat dibagi lagi menjadi bukal (dekat pipi) dan labial (dekat bibir). Karies lingual juga dapat disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas (maksila) dan dekat dengan
pallatum durumatau bagian langit-langit mulut yang keras.
Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan menjadi karies yang memengaruhi
enamel,
dentin, atau
sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya memengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat memengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka.
[butuh rujukan]
Karies di dekat leher gigi disebut karies servikal.
[butuh rujukan]
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi,
bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.
[30]
Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena karies.
Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang, ada penyakit di mana enamel tidak terbentuk sempurna.
[31] Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
[32]
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
Preparat
Streptococcus mutans.
Karbohidrat yang dapat difermentasikan[sunting | sunting sumber]
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi
asam laktat melalui sebuah proses
glikolisis yang disebut
fermentasi.
[6] Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut.
[33] Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies.
[34] Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
[35]
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
Karies yang merajalela karena penggunaan metamfetamin.
Penggunaan
tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies.
[39] Tembakau adalah faktor yang signifikan pada penyakit
periodontis, seperti dapat menyusutkan
gusi.
[40]Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi.
[29]
Karies botol susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena juga.
[41] Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.
[42] Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan
xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna
metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering.
[43] Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi
radiasi.
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama.
[44] Tanda awal dari
lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke
saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis.
[1] Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk.
[45] Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.
[46]
Dental explorer, alat diagnostik karies.
Diagnosis pertama memerlukan
inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup,
kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada
gigi dengan eksplorer.
[47]
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk menemukan karies.
[27] Pada kasus di mana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa.
Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis
karies kecil.
[butuh rujukan]
Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan.
[1] Untuk lesi yang kecil, florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut.
[butuh rujukan]
Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan karies.
Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal,
oksida nitro, atau obat lainnya dapat meredam nyeri.
[48] Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan baik.
[49] Ketika lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.
Material untuk penyembuhan meliputi
amalgam,
resin untuk gigi,
porselin, dan
emas.
[50] Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih sering digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat
crown yang terbutat dari emas, porselin atau porselin yang dicampur logam.
[butuh rujukan]
Pada kasus tertentu, diperlukan
terapi kanal akar pada gigi.
[51] Terapi
kanal gigi atau terapi endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi, pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material seperti karet yang disebut
gutta percha.
[52] Pencabutan atau
ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan.
[butuh rujukan]
Menggosok gigi adalah salah satu tindakan pencegahan karies.
Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik.
[8] Kebersihan mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung
bakteri.
[53] Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.
Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan.
[34] Gula yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian
permen karetdengan
xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini telah popler di
Finlandia.
[54] Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri memetabolisme xilitol.
[55]
Perlatan medis untuk memberi florida pada gigi.
Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah terbukti menurunkan kasus karies gigi.
[56] Florida dapat membuat enbamel resisten terhadap karies.
[57]Florida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pemberian radiasi
laser intensitas rendah dengan laser ion
argon dapat mencengah karies enamel dan lesi daerah bercak putih.
[58]Sedang dikembangkan pula,
vaksin untuk melawan bakteri karies. Pada
2004, vaksin ini telah berhasil diujicobakan pada hewan
[59], dan uji coba klinis pada manusia pada Mei
2006.
[60]